Habitat
Bakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang
berarti melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua tempat. Habitatnya
sangat beragam; lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan
dapat ditemukan di dalam organisme hidup. Diperkirakan total jumlah sel
mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini adalah 5x1030. Bakteri
dapat ditemukan di dalam tubuh manusia, terutama di dalam saluran pencernaan yang jumlah
selnya 10 kali lipat lebih banyak dari jumlah total sel tubuh manusia. Oleh
karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah mempengaruhi kondisi tubuh manusia.
Terdapat beragam jenis bakteri yang mampu menghabitasi
daerah saluran pencernaan manusia, terutama pada usus besar, diantaranya adalah bakteri asam laktat dan kelompok enterobacter . Contoh bakteri yang biasa ditemukan
adalah Lactobacillus acidophilus. Di samping itu, terdapat pula
kelompok bakteri lain, yaitu probiotik, yang bersifat menguntungkan karena
dapat menunjang kesehatan dan bahkan mampu mencegah terbentuknya
kanker usus besar. Selain di dalam saluran
pencernaan, bakteri juga dapat ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut, dan kaki manusia. Di dalam mulut dan kaki
manusia terdapat kelompok bakteri yang dikenal dengan nama metilotrof, yaitu kelompok bakteri yang mampu
menggunakan senyawa karbon tunggal untuk menyokong
pertumbuhannya. Di dalam rongga mulut, bakteri ini menggunakan senyawa dimetil sulfida yang berperan dalam menyebabkan bau
pada mulut manusia.
Beberapa kelompok mikroorganisme ini mampu hidup di
lingkungan yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup. Kondisi
lingkungan yang ekstrim ini menuntut adanya toleransi, mekanisme metabolisme,
dan daya tahan sel yang unik. Sebagai contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri
yang hidup pada sumber air panas dengan kisaran suhu 60-80 oC. Tidak
hanya di lingkungan bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan pada
lingkungan dengan suhu yang sangat dingin. Pseudomonas
extremaustralis
ditemukan pada Antartika dengan suhu di bawah 0 oC.
Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga dapat hidup pada berbagai
lingkungan lain yang hampir tidak memungkinkan adanya kehidupan (lingkungan
steril). Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. adalah contoh dari bakteri yang dapat
hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-30%). Tedapat
pula beberapa jenis bakteri yang mampu hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar air rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.
Pengaruh lingkungan terhadap bakteri
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan
dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya. Secara umum, terdapat beberapa alat
yang dapat digunakan untuk melakukan pengamatan sel bakteri terhadap berbagai
parameter tersebut, seperti mikroskop optikal, mikroskop elektron, dan atomic force
microscope
(AFM).
Suhu
Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya
reaksi metabolisme bagi semua makhluk hidup. Khususnya
bagi bakteri, suhu lingkungan yang berada lebih tinggi dari suhu yang dapat
ditoleransi akan menyebabkan denaturasi protein dan komponen sel esensial lainnya sehingga sel akan
mati. Demikian pula bila suhu lingkungannya berada di bawah batas toleransi,
membran sitoplasma tidak akan berwujud cair sehingga
transportasi nutrisi akan terhambat dan proses kehidupan
sel akan terhenti. Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi
menjadi 4 golongan:
- Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C, dengan suhu optimum 15 °C.
- Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C, dengan suhu optimum 25° – 40 °C.
- Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75 °C, dengan suhu optimum 50 - 65 °C
- Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup pada kisaran suhu 65 - 114 °C, dengan suhu optimum 88 °C.
Kelembaban relatif
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban relatif (relative humidity, RH) yang
cukup tinggi, kira-kira 85%. Kelembaban relatif dapat didefinisikan sebagai
kandungan air yang terdapat di udara. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses
pembekuan dan pengeringan. Sebagai contoh, bakteri Escherichia coli akan mengalami penurunan daya tahan
dan elastisitas dinding selnya saat RH lingkungan kurang dari 84%. Bakteri gram
positif cenderung hidup pada kelembaban udara yang lebih tinggi dibandingkan
dengan bakteri gram negatif terkait dengan perubahan struktur membran selnya
yang mengandung lipid bilayer.
Cahaya
Cahaya merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Secara umum, bakteri dan mikroorganisme
lainnya dapat hidup dengan baik pada paparan cahaya normal. Akan tetapi,
paparan cahaya dengan intensitas sinar ultraviolet (UV) tinggi dapat berakibat fatal bagi pertumbuhan bakteri.
Teknik penggunaan sinar UV, sinar x, dan sinar gamma untuk mensterilkan suatu lingkungan dari bakteri dan
mikroorganisme lainnya dikenal dengan teknik iradiasi yang mulai berkembang sejak awal abad
ke-20. Metode ini telah diaplikasikan secara luas untuk berbagai keperluan,
terutama pada sterilisasi makanan untuk meningkatkan masa simpan dan daya
tahan. Beberapa contoh bakteri patogen yang mampu dihambat ataupun dihilangkan
antara lain Escherichia coli 0157:H7 and Salmonella.
Radiasi
Radiasi pada kekuatan tertentu dapat menyebabkan kelainan dan
bahkan dapat bersifat letal bagi makhluk hidup, terutama bakteri. Sebagai contoh pada manusia, radiasi dapat menyebabkan penyakit hati akut, katarak, hipertensi, dan bahkan kanker. Akan tetapi, terdapat kelompok
bakteri tertentu yang mampu bertahan dari paparan radiasi yang sangat tinggi,
bahkan ratusan kali lebih besar dari daya tahan manusia tehadap radiasi, yaitu
kelompok Deinococcaceae. Sebagai perbandingan, manusia pada
umumnya tidak dapat bertahan pada paparan radiasi lebih dari 10 Gray (Gy, 1 Gy = 100 rad), sedangkan
bakteri yang termasuk dalam kelompok ini dapat bertahan hingga 5.000 Gy.
Pada umumnya, paparan energi radiasi dapat menyebabkan mutasi gen dan putusnya rantai DNA. Apabila terjadi pada intensitas yang
tinggi, bakteri dapat mengalami kematian. Deinococcus radiodurans memiliki kemampuan untuk bertahan
terhadap mekanisme perusakan materi genetik tersebut melalui sistem adaptasi dan adanya proses perbaikan rantai DNA
yang sangat efisien.
Peranan
Bidang lingkungan
Bidang lingkungan
Keanekaragaman bakteri dan jalur metabolismenya menyebabkan
bakteri memiliki peranan yang besar bagi lingkungan. Sebagai contoh, bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang
telah mati dan sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas
amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Contoh bakteri saprofit
antara lain Proteus dan Clostridium. Tidak hanya berperan sebagai pengurai
senyawa organik, beberapa kelompok bakteri saprofit juga merupakan patogen oportunis.
Frankia alni, salah satu bakteri pengikat N2
yang berasosiasi dengan tanaman membentuk bintil akar.
Kelompok bakteri lainnya berperan dalam siklus nitrogen, seperti bakteri nitrifikasi. Bakteri nitrifikasi adalah kelompok
bakteri yang mampu menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya
berlangsung secara aerob di dalam tanah. Kelompok bakteri ini bersifat
kemolitotrof. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu nitritasi (oksidasi
amonia (NH4) menjadi nitrit (NO2-)) dan
nitratasi (oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat (NO3)). Dalam
bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa
yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Setelah reaksi nitrifikasi selesai,
akan terjadi proses dinitrifikasi yang dilakukan oleh bakteri denitrifikasi. Denitrifikasi sendiri merupakan
reduksi anaerobik senyawa nitrat menjadi nitrogen bebas (N2)
yang lebih mudah diserap dan dimetabolisme oleh berbagai makhluk hidup. Contoh
bakteri yang mampu melakukan metabolisme ini adalah Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, and Paracoccus denitrificans. Di samping itu, reaksi ini juga
menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida (N2O).
Senyawa tersebut tidak hanya dapat berperan penting bagi hidup berbagai
organisme, tetapi juga dapat berperan dalam fenomena hujan asam dan rusaknya ozon. Senyawa N2O akan
dioksidasi menjadi senyawa NO dan selanjutnya bereaksi dengan ozon (O3)
membentuk NO2- yang akan kembali ke bumi dalam bentuk
hujan asam (HNO2).
Di bidang pertanian dikenal adanya suatu kelompok bakteri
yang mampu bersimbiosis dengan akar tanaman atau hidup bebas
di tanah untuk membantu penyuburan tanah.
Kelompok bakteri ini dikenal dengan istilah bakteri pengikat nitrogen atau
singkatnya bakteri nitrogen. Bakteri nitrogen adalah kelompok
bakteri yang mampu mengikat nitrogen (terutaman N2) bebas di
udara dan mereduksinya menjadi senyawa amonia (NH4) dan ion nitrat
(NO3-) oleh bantuan enzim nitrogenase. Kelompok bakteri ini biasanya bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan dan polong untuk membentuk
suatu simbiosis mutualisme berupa nodul atau bintil akar untuk mengikat nitrogen bebas di udara
yang pada umumnya tidak dapat digunakan secara langsung oleh kebanyakan
organisme. Secara umum, kelompok bakteri ini dikenal dengan istilah rhizobia,
termasuk di dalamnya genus bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium, Photorhizobium, dan Sinorhizobium. Contoh bakteri nitrogen yang hidup
bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium
leguminosarum,
yang hidup di akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar.
Bidang
pangan
Terdapat beberapa kelompok bakteri yang mampu melakukan
proses fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan
pada pengolahan berbagi jenis makanan. Bahan pangan yang telah difermentasi pada umumnya
akan memiliki masa simpan yang lebih lama, juga dapat meningkatkan atau bahkan
memberikan cita rasa baru dan unik pada makanan tersebut.
Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan:
No.
|
Nama produk atau makanan
|
Bahan baku
|
Bakteri yang berperan
|
1.
|
Yoghurt
|
Susu
|
|
2.
|
Mentega
|
Susu
|
|
3.
|
Terasi
|
Ikan
|
|
4.
|
Asinan buah-buahan
|
buah-buahan
|
|
5.
|
Sosis
|
daging
|
|
6.
|
Kefir
|
susu
|
Beberapa spesies bakteri pengurai dan patogen dapat tumbuh
di dalam makanan. Kelompok bakteri ini mampu memetabolisme berbagai komponen di
dalam makanan dan kemudian menghasilkan metabolit sampingan yang bersifat racun. Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan kalengan
dan kini senyawa tersebut dipakai sebagai bahan dasar botox. Beberapa contoh
bakteri perusak makanan:
- Burkholderia gladioli (sin. Pseudomonas cocovenenans), menghasilkan asam bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek
- Leuconostoc mesenteroides, penyebab pelendiran makanan, penurunan pH, dan pembentukkan gas.
Bidang kesehatan
Tidak hanya di bidang lingkungan dan pangan, bakteri juga
dapat memberikan manfaat dibidang kesehatan. Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh
mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain
dan senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan suatu penyakit. Beberapa bakteri yang menghasilkan
antibiotik adalah:
- Streptomyces griseus, menghasilkan antibiotik streptomycin
- Streptomyces aureofaciens, menghasilkan antibiotik tetracycline
- Streptomyces venezuelae, menghasilkan antibiotik chloramphenicol
- Penicillium, menghasilkan antibiotik penisilin
- Bacillus polymyxa, menghasilkan antibiotik polymixin.
Terlepas dari peranannya dalam menghasilkan antibiotik,
banyak jenis bakteri yang justru bersifat patogen. Pada manusia, beberapa jenis
bakteri yang sering kali menjadi agen penyebab penyakit adalah Salmonella enterica subspesies I serovar Typhi yang
menyebabkan penyakit tifus, Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TBC, dan Clostridium tetani yang menyebabkan penyakit tetanus. Bakteri patogen juga dapat menyerang
hewan ternak, seperti Brucella abortus yang menyebabkan brucellosis pada sapi dan Bacillus anthracis yang menyebabkan antraks. Untuk infeksi pada tanaman yang umum
dikenal adalah Xanthomonas oryzae yang menyerang pucuk batang padi dan Erwinia amylovora yang menyebabkan busuk pada buah-buahan.
Dekomposisi
Dekomposisi
buah persik setelah 6 hari.
Proses degradasi jasad makhluk hidup dilakukan oleh
banyak organisme, salah satunya adalah bakteri. Beberapa jenis bakteri,
terutama bakteri heterotrof, mampu mendegradasi senyawa organik
dan menggunakannya untuk menunjang pertumbuhannya. Proses dekomposisi ini
dibantu oleh beberapa jenis enzim untuk memecah makromolekul, seperti karbohidrat, protein, dan lemak, untuk dipecah menjadi senyawa yang
lebih sederhana. Sebagai contoh, enzim protease digunakan untuk memecah protein menjadi senyawa lebih
sederhana, seperti asam amino. Proses dekomposisi ini juga berperan
dalam pengembalian unsur-unsur, terutama karbon dan nitrogen, ke alam untuk masuk ke dalam siklus lagi.
Dekomposisi jasad makhluk hidup dimulai oleh bakteri yang
hidup di dalam tubuh manusia, dimulai dari jaringan-jaringan otot. Proses ini
dipercepat saat tubuh telah dikuburkan. Reaksi pertama dalam dekomposisi ini
adalah hidrolisis protein oleh protease membentuk asam amino. Selanjutnya, asam amino akan diubah
menjadi asam asetat, gas hidrogen, gas nitrogen, dan karbon dioksida sehingga pH lingkungan akan turun menjadi 4-5. Reaksi ini
dilakukan oleh bakteri acetogen. Pada tahap akhir, semua senyawa
tersebut diubah menjadi gas metana oleh metanogen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar